Pada abad ke–21 beriringan dengan derasnya globalisasi yang selalu di ikuti dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini merupakan tantangan besar yang memasuki ranah pendidikan di Indonesia serta mempengaruhi alur perubahan dunia, sehingga ideologi rentan tereduksi oleh tranformasi kehidupan dalam multidimensional. Dampak tersebut mempengaruhi cara pandang manusia dalam melihat realitas kehidupan.

Keadaan seperti ini berpotensi melahirkan marginalisasi budaya yang pada akhirnya akan mengurangi nilai budaya otentik dan mengalami krisis identitas bangsa. Selain dari pada itu, keadaan seperti ini akan membawa dampak buruk pada karakter bangsa Indonesia, yang tidak mampu menjadikan nilai budaya sebagai landasan dalam menjalani kehidupan di tengah perubahan dinamika budaya yang berkembang.

Pendidikan merupakan asas fundamental dalam kehidupan manusia dalam membangun peradaban tinggi serta memiliki fungsi untuk mempertahankan dan menjaga system nilai budaya yang bertujuan untuk mengembangkan karakter bangsa Indonesia. Pendidikan berbasis kearifan lokal (local wisdom) merupakan sebuah upaya untuk menjaga kelestarian budaya dari reduksi akibat globalisasi serta menumbuhkan sikap positif dalam kehidupan bermasyarakat dengan mengedepankan aspek moral dan intelektual bagi bangsa Indonesia. Dalam konteks ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan dari aspek budaya yang selaras dengan karakteristik masyarakat bangsa itu sendiri. Dengan menggali pendidikan yang berbasis kearifan lokal merupakan upaya untuk membangun karakter bangsa di era global. Dan pada akhirnya  akan menghasilkan masyarakat yang tidak hanya memiliki pandangan global namun berperilaku sesuai dengan lokalitas.