Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nila-nilai dan penyiaran Agama Islam. Namun, dalam perkembangannya lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak hanya mengakselerasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi keagamaan) tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial).

Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kikian masyarakat (society based curriculum). Dengan demikian pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup, yang terus merespons carut-marut persoalan masyarakat disekitarnya.


Pondok Pesantren adalah Lembaga Pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa. Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih tinggi. Walaupun demikian jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern sebenarnya masih jauh lebih murah.

MENYIAPKAN KADER PEMIMPIN UMAT

“Asy-syifa” adalah nama yang dipilih oleh para pendirinya. Penamaan Asy-syifa tidak hanya sekedar nama, tetapi mempunyai muatan idealisme yang besar, harapan, doa, dan cita-cita yang luhur. Landasan pemilihan nama Asy-syifa sangat kuat dan kokoh, karena diambil dari kata yang terdapat di dalam Al-Qur’an yaitu Surah Yunus ayat 57, An-Nahl ayat 69, Al-Isra ayat 82, dan Surah Fushilat ayat 44 yang maknanya adalah penyembuh. Dengan nama tersebut pendiri pondok berharap dan bercita-cita agar pondok benar-benar menjadi tempat untuk penyembuhan hati, jiwa, dan mental dari hal-hal yang tidak baik.


Bentuk pendidikan yang menjadi pilihan Pondok Modern Asy-syifa adalah pesantren karena diyakini pesantren memiliki banyak keunggulan dan keistimewaan. Dalam pondok pesantren tercipta tripusat pendidikan yang terpadu, yaitu pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pesantren tidak hanya menanamkan asfek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Pesantren tidak hanya mengasah kecerdasan otak dan keterampilan tangan, tetapi juga kekuatan mental dan kecerdasan spiritual. Dari landasan ini Pondok Modern Asy-syifa berusaha keras untuk konsisten menerapkan disiplin berasrama bagi para penghuninya yaitu asrama yang penuh dengan program pendidikan, bukan sekedar sebagai tempat tidur santri.


Dengan sistem asrama, para santri bisa berinteraksi dengan para guru secara lebih efektif dan produktif. Selain itu santri dapat sepenuhnya terwarnai oleh program-program pendidikan pondok sehingga diharapkan bisa terjaga dari pengaruh kultur yang kurang baik dan bahkan tidak mengandung nilai-nilai pendidikan. Sistem asrama juga mendidik santri dalam hal kemandirian, kepemimpinan, persaudaraan, dan kemampuan bersosialisasi dengan teman-temannya denga latar belakang budaya dan suku yang beraneka ragam. Keistimewaan lain dari sistem asrama adalah mengutamakan metode keteladanan dengan menjadikan Kiai dan Guru-guru sebagai fitur sentral. Oleh karena itu Pondok Modern Asy-syifa bekerja keras menciptakan lingkungan yang kondusif untuk proses pendidikan dan pengajaran dengan Masjid sebagai pusat kegiatan yang menjadi jiwa seluruh penghuni Pondok Modern Asy-syifa.