
Persoalan pendidikan yang masih menjadi “trending topic” dan sering menjadi perbincangan dari berbagai sudut pandang adalah pembentukan karakter anak, karena semakin banyak perilaku anak yang menyimpang dari norma-norma yang ada. Seperti banyak peserta didik yang terjebak diberbagai perilaku yang menyimpang dengan norma agama yang berpfrofesi sebagai “ayam sayur” alias pekerja seks komersial seperti yang diberitakan secara online di mediaRepublika; ada yang masuk kedalam dunia hitam sebagai pemakai dan pengedar narkoba, terlibat tawuran, dan perilaku menyimpang lainnya.
Ada apa dengan model pendidikan kita ini? Seharusnya jangan jadikan kesibukan sebagai tembok untuk memberikan hal terbaik bagi anak, akan tetapi jadikanlah aktivitas sehari-hari menjadi tantangan dalam mengukur dan menilai diri sebagai seorang ibu yang baik lagi berkualitas seperti yang dikatakan oleh Nila F. Moeloek. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah perhatian besar bagi para pendidik khususnya keluarga yang menjadi tempat dan tokoh utama dalam membangun pendidikan karakter.
Pendidikan bukan hanya sebuah proses mentransfer ilmu, akan tetapi mencakup kedalam nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang merupakan proses paling penting dalam pendidikan. Pendidikan tidak akan pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, bisa kita dapatkan dimana saja, seperti syiar yang sering dikumandangkan oleh Gontor,
“Apa yang kita dengar, kita rasakan dan kita lihat semuanya adalah pendidikan.”Seperti yang dikatakan oleh Trimurti “pendidikan lebih penting dari pada pengajaran”, ini bukan pernyataan yang kontradiktif.
Istilah pendidikan memberikan cakupan yang luas daripada pengajaran, meski demikian pengajaran tidak bisa terlepas dari pendidikan karena mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan yang kita dapatkan dilingkungan sekolah tidak pernah terlepas dari pendidikan dilingkungan keluarga, karena keluarga merupakan salah satu lembaga yang berperan utama dalam pendidikan karakter seorang anak.
Kewajiban orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak merupakan prioritas tertinggi yang harus dikerjakan. Kalbu seorang anak yang masih bersih bak permata yang tak ternilai harganya, bila dididik dengan baik, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik, begitupun sebaliknya, maka ia akan menjadi manusia yang merugi di dunia dan akhirat
Menurut pandangan Islam mengenai hak anak mendapatkan pendidikan, sebetulnya terkait erat dengan tanggungjawab orang tuanya, lebih khusus seorang ibu. Anak tidak hanya membutuhkan perlindungan, perhatian, belaian kasih sayang, akan tetapi orang tua juga dititipkan amanat untuk menjaga, membimbing, mengarahkan dan mendidik anak dengan sebaik- baiknya. Dengan menanamkan keimanan kepada anak sejak usia dini, sama halnya memberikan pedoman hidup agar tetap melakukan segala sesuatu sesuai dengan syariat Islam, yaitu amar ma’ruf nahy munkar. Seorang ibu harus mampu menjadi model yang baik dan utama pada anak, karena keteladanan ibu merupakan suatu pondasi utama.
Menurut ketentuan umum Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional poin 2 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia. Selain itu dalam Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan demi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Melihat tujuan Pendidikan Nasional diatas menandakan bahwa proses pendidikan harus dijalankan berdasarkan seperangkat nilai sebagai paduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotor, bahkan Pendidikan Nasional lebih menekankan kepada aspek keimanan dan ketakwaan. Pendidikan karakter pada anak, bukanlah hal yang mudah, mengapa? Karena dalam pendidikan karakter memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang dan bertahap untuk menujusuatu perubahan, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti dengan dibimbing, dibiasakan dan dikontrol agar karakter yang tumbuh pada diri anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan karakter harus terus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Ketika seorang ibu ingin memulai pendidikan karakter anak hendaklah dimulai ketika mereka masih dalam kandungan, karena sejak saat itu kedekatan emosional ibu sudah terjalin secara alamiah. Menurut para ahli, kedekatan emosional seorang ibu kepada anaknya merupakan salah satu aspek penting dalam keberhasilan pendidikan. Dari sinilah peran penting seorang ibu terhadap anaknya dalam membentuk karakter seorang anak yang dimulai sejak usia dini. Seperti yang dikatakan oleh Dr. H. Hanny Ronosulistyo,SP. OG (K),MM. bahwa golden age (masa keemasan) itu dimulai sejak ia dalam rahim ibunya, pada masa awal kehamilanpun anak dalam kandungan mampu merespon setiap rangsangan dengan baik. Dalam al-Qur’an ditegaskan kembali didalam surat an-Nahl ayat 78:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Dari ayat al-Qur’an tersebut dengan terang dijelaskan bahwa betapa pentingnya ibu memulai pendidikan sejak masih dalam kandungan. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh ibu ketika mendidik janin dalam kandungan; Pertama, mengajak bicara janin dalam kandungan ketika berumur 3 sampai 6 bulan karena ketika itu otak telah berkembang. Kedua, makan makanan yang bergizi.Ketiga, membaca dan mempelajari al-Qur’an karena dengan kebiasaan ibu yang baik akan berpengaruh pada sikap dan pertumbuhan otak juga kecerdasan seorang anak. Keempat, menjaga perilaku merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan karena akan berpengaruh pada sikap anak nantinya. Kelima, membacakan do’a.
Fenomena yang terjadi pada masyarakat dewasa ini, pendidikan prenatal masih sering dianggap sebagai bentuk tradisi yang turun temurun, menjaga dan mendidik anak dalam kandungan hanya sekedar merupakan kewajiban orang tua untuk mempunyai anak yang sehat, tidak keguguran dan tidak cacat. Sehingga para ibu melupakan dirinya untuk tetap menjaga sikapnya baik emosional dan spiritualnya.
Menurut Abdullah Nasih Ulwan konsep pendidikan dimulai sejak manusia belum lahir dengan menggunakan dasar dari al-Qur’an dan Hadist. Peranan dalam memilih pasangan yang baik akan mampu memberikan perhatian baik terhadap janin yang dikandung. Proses mendasar yang sangat menentukan baik buruknya keturunan.
Pendidikan sejak dalam rahim ibu sangat membantu anak dalam pembentukan karakternya, disamping itu gerakan homeschooling bisa menjadi salah satu pendukung ibu dalam membentuk karakter seorang anak usia dini. Gerakan homeschooling ini banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga, menunjukkan keseriusan orang tua untuk lebih terlibat dalam pendidikan anaknya, terutama pada pendidikan karakternya. Kegiatan belajar mengajar melalui homeschooling sangat fleksibel dan orang tua bisa mengontrol anak lebih baik lagi dibanding dengan kegiatan belajar formal. Orang tua tidak menitipkan anak-anaknya pada sebuah lembaga, tetapi melakukan proses kustomisasi sesuai kebutuhan anak.
Pendidikan itu bukan hanya membicarakan tentang proses transfer ilmu saja, namun lebih ditekankan pada penanaman nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Betapa pentingnya keterlibatan keluarga terhadap pendidikan karakter seorang anak, terlebih penanam karakter melalui peran ibu kepada anak usia dini yang dimulai sejak dalam kandungan.Keluarga merupakan unit terpenting yang tidak bisa dilepaskan dalam rantai pendidikan, karena tumbuh kembangnya karakter anak lebih banyak dipengaruhi oleh peran keluarganya.
Oleh sebab itu, pendidikan tidak cukup dilakukan disekolah saja, namun lebih dari itu. Pendidikan melalui keluarga pun akan menjadi landasan utama dan berperan sangat besar bagi tumbuh kembangnya karakter seorang anak. Mendidik seorang anak tidak hanya menjadi orang pintar, naik kelas, rangking bagus, tetapi juga harus menjadi manusia yang bermoral dan berakhlak baik serta mampu menciptakan inovasi-inovasi dalam hidup bermasyarakat dan berbudaya. Pentingnya orang tua mengetahui cara-cara mendidik anak dengan baik karena melalui peran orang tua, seorang anak akan menjadikan orang tuanya sebagai figur utama dan contoh ketauladanan bagi dirinya kelak.
Oleh: Sintya Kartika Prameswari
Alumni 2018, Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor